Diikuti 25 Negara, Ajang Lari Lintas Alam di Lake Toba Momentum Memperkenalkan Kekayaan Sumatera Utara

KoranSumut.id – Sumut : Provinsi Sumatera Utara (Sumut) resmi bakal menggelar ajang kompetisi lari lintas alam di Pulau Samosir, Danau Toba 2025.

Ajang perlombaan lari lintas alam yang menggabungkan olahraga dan pariwisata (sport tourisme) akan menjadi event internasional pertama kali digelar di Indonesia.

Bacaan Lainnya

Sebanyak 2.200 pelari dari 25 negara akan ikut pada ajang lari alam yang akan berlangsung di Pulau Samosir, Danau Toba, pada 17-19 Oktober 2025 mendatang.

Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution saat penandatanganan Momerundum of Understanding (Mou) antara Pemerintah Provinsi Sumatera Utara bersama Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) dan Ultra Trail du Mont Blanc (UTMB) mengatakan, bahwa ajang ini bukan sekadar perlombaan, melainkan momentum untuk memperkenalkan kekayaan Sumatera Utara.

“Dari keberhasilan penyelenggaraan Trail of the King Zero Edition 2024, kami berkomitmen untuk mengulang bahkan meningkatkan keberhasilan tersebut dalam skala global melalui penyelenggaraan Trail of the King. Saya berharap ajang ini dapat menarik banyak wissatawan mencanegara serta mendorong pertumbuhan ekonomi khususnya di kawasan Danau Toba,”kata Bobby, Rabu (18/06/2025).

Direktur Pelaksana Asia World Triathlon Corporation (WTC), Jeffrey Edward menyebutkan Trail of the King salah satu event lari dengan potensi luar biasa dalam kelender UTMB world series.

“Lanskap Danau Toba memberikan pengalaman berlari yang unik dan atmosfer lokal uang kuat memberikan Trail of the Kings nilai tambah yang tidak dimiliki event trail run lain. Lanskap Danau Toba yang unik ini akan menjadi magnet besar bagi komunitas trail run dunia,” sebutnya.

Sementara Direktur BPODT, Jimmy Panjaitan menyampaikan rasa bangga karena Danau Toba menjadi lokasi lomba lari lintas alam tingkat dunia. Menurutnya event ini akan memberikan dampak bagi masyarakat lokal.

“Ini kesempatan besae untuk mempromosikan pariwista Pulau Samosir, Danau Toba ke dunia. Peningkatan kunjungan wisatawan diharapkan mampu mendorong perputaran ekonomi dari sektor transportasi, kuliner, penginapan hingga produk kerajinan lokal. (Ghiyatuddin)

Pos terkait